Sunday, March 3, 2024

Muhammadiyah Gerakanku, Oleh H M. Albar, Lc, MHI

 


Pengajian & Rapat Koordinasi yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Musi Banyuasin di Komplek Perguruan Muhammadiyah Sekayu 2 Maret 2024, H.M Albar Lc MHI selaku ketua Muhammadiyah Muba menyampaikan sambutannya serta materi pengajian dengan tema: 

Muhammadiyah Gerakanku

Berikut materinya : 

“Judul tulisan di atas adalah ikrar warga muhammadiyah yang terwujud  dalam bentuk  lirik lagu sang surya, “ Ya Allah Tuhan Rabiku, Muhammad Junjunganku, Al Islam agamaku, Muhammadiyah gerakanku’’

                        Gerakan apa yang dilakukan Muhammadiyah ? itulah  Gerakan dakwah, yaitu gerakan  dakwah amr ma’ruf nahi munkar. Gerakan ini terispirasi dari Surat Ali Imran ayat 104 ;

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى ٱلْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ ۚ وَأُو۟لَٰٓئِكَ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ

  Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”

Gerakan dakwah adalah serangkaian aktivitas, metode, strategi dakwah yang dilakukan berdasarkan perencanaan untuk mengajak manusia kepada jalan kebaikan, kemaslahatan, serta menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

            Gerakan dakwah Muhammadiyah diwujudkan dengan membangun berbagai ragam amal usaha yang benar-benar dapat menyentuh hajat orang banyak seperti lembaga pendidikan sejak taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, rumah sakit, panti-panti asuhan dan sebagainya. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islamiyah.

            Jadi secara ringkas, ber-muhammadiyah adalah berdakwah. Artinya Setiap anggota Muhammadiyah memiliki  amanah untuk menyampaikan risalah Islam rahmatan lill alamin dengan kapasitas dan posisi masing-masing baik sebagai pengurus, guru/dosen, kepala sekolah/rektor, bahkan hanya sebatas anggota saja.        

Dalam konteks Muhammadiyah Musi Banyuasin, jaringan dakwahnya sudah terbangun cukup baik, hal ini terlihat dari sudah terbentuknya 11 cabang dengan 4 cabang persiapan, 70 ranting, 24 sekolah yang tersebar di hampir seluruh kecamatan dalam kabupaten Musi Banyuasin. Walaupun, memang masih sangat perlu dilakukan penguatan-penguatan dalam membangun jaringan dakwah tersebut, utamanya penguatan ideologi Muhammadiyah pada anggotanya dan membangun soliditas dan akar rumput di kalangan warga Muhammadiyah.

Idealnya adalah seperti istilah yang digunakan al-Qurán, surat Ibrahim ayat 24 ketika menggambarkan keutamaan kalimat tauhid (“Laa ilaaha illaa Allah”- kalimat yang menyuruh kepada perbuatan ma’ruf dan melarang kemungkaran) seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.

Saat ini, dalam amatan penulis, kita memang sudah memiliki cabang yang menjulang, ada 11 cabang, 70 ranting dan 24 sekolah muhammadiyah, tetapi akarnya belum teguh. Maka tugas kita adalah bagaimana dapat membangun akar rumput di setiap cabang dan ranting Muhammadiyah. Bila  diibaratkan seperti pohon, Muhammadiyah Musi Banyuasin sudah ada cabang dan rantingnya yaitu amal usaha (sekolah), dari TK hingga SMA/SMK, walaupun perjalanannya penuh liku dan tantangan. Maka akarnya adalah pengajian.

            Dalam rangka menguatkan akar rumput, maka menggalakkan pengajian menjadi sebuah keniscayaan bagi pengurus Muhammadiyah, mulai dari tingkat ranting, hingga tingkat daerah termasuk amal-amal usaha Muhammadiyah.

            Pengajian adalah ruhnya Muhammadiyah, sebagaimana yang pernah diungkapkan oleh Kyai Abdul Rozak Fachruddin atau yang popular dikenal dengan Kyai AR Fachruddin. belaiu pernah menjabat sebagai Ketua Muhammadiyah terlama selama 22 tahun (1968-1990). Pada tahun 1938, beliau juga pernah mengembangkan Muhammadiyah di Ulak Paceh, Sekayu, Musi Ilir (sekarang Musi Banyuasin). Beliau paham betul bahwa pengajian adalah indikator dan denyut nadi yang menandakan organisasi masih hidup dan terus bergerak.

KH. Ahmad Dahlan juga mengawali dan mengembangkan pergerakan Muhammadiyah melalui pengajian-pengajian. Sebut saja, dulu beliau memiliki pengajian “wal Ashri” dan Pengajian Thoharul Qulub.

Melalui tulisan singkat dan sederhana ini, penulis selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Musi Banyuasin, mengajak kepada seluruh pimpinan cabang, ranting dan pimpinan amal usaha untuk menghidupkan pengajian di tempatnya masing-masing, agar ruh dan gerakan dakwah Muhammadiyah di Musi Banyuasin tidak pudar.